
Warta Polri|Lampung – Pembangunan gedung Asrama Haji Lampung yang berlokasi di Kota Bandar Lampung menuai keluhan dari warga sekitar. Debu proyek yang dihasilkan dari aktivitas konstruksi siang dan malam menimbulkan gangguan serius terhadap warga di tiga rukun tetangga: RT 01, RT 02, dan RT 03. Sejumlah warga melaporkan dampak buruk terhadap kenyamanan dan kesehatan, terlebih saat angin membawa debu masuk ke dalam rumah mereka.
Salah seorang warga RT 01, yang enggan disebutkan namanya, mengaku kerap terganggu oleh suara bising yang muncul mendadak. “Proyek ini siang malam yang kerja, kami terkadang kaget dengan bunyi besi yang beradu. Tidur pun jadi tidak nyenyak,” ujarnya kepada Wartawan Polri, Jum’at siang. Debu beterbangan dan suara berisik, menurut warga, sudah terjadi sejak awal pembangunan dimulai beberapa bulan lalu.
Warta Polri kemudian menemui salah satu ketua RT yang terdampak. Ia mengaku belum pernah diajak berdialog oleh pihak proyek. “Dari mulai pembangunan sampai sekarang, pihak proyek belum ada yang datang ke kami untuk izin lingkungan atau sosialisasi,” katanya. Ia menyebut kondisi ini memperlihatkan lemahnya komunikasi serta pengabaian terhadap prosedur tata kelola lingkungan yang seharusnya ditaati oleh pengembang.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, setiap kegiatan pembangunan yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan wajib memiliki dokumen izin lingkungan, termasuk pengelolaan limbah. Limbah debu dan kebisingan masuk dalam kategori pencemaran yang harus dikendalikan oleh pengelola proyek. Tanpa itu, aktivitas konstruksi berisiko melanggar aturan dan berujung pada sanksi administratif.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak pengembang proyek. Sementara warga berharap pemerintah daerah turun tangan untuk memediasi, sekaligus menindaklanjuti dugaan pelanggaran lingkungan yang dibiarkan berlarut-larut. “Kami tidak menolak pembangunan, tapi tolong hormati hak kami sebagai warga,” kata seorang ibu rumah tangga dari RT 02 dengan nada geram.


