Marwah Organisasi dikebiri oleh nafsu kekuasaan

Berita, Daerah, Nasional25 Dilihat

Fenomena organisasi yang dijadikan alat politik demi meraih kursi kekuasaan kini semakin marak terlihat di berbagai lapisan masyarakat. Padahal, organisasi sejatinya dibentuk untuk memperjuangkan kepentingan bersama, meningkatkan kualitas anggota, serta mengabdi kepada masyarakat. Namun, ketika organisasi berubah arah menjadi kendaraan politik, maka tujuan mulianya perlahan pudar dan digantikan dengan kepentingan sesaat.

 

Ironisnya, kondisi ini membuat marwah dan ruh organisasi tercoreng. Organisasi yang seharusnya berdiri independen dan netral demi menjaga integritas, justru kehilangan jati diri karena diarahkan untuk kepentingan politik praktis. Hal ini tidak hanya mengurangi kepercayaan publik, tetapi juga melemahkan solidaritas internal karena kepentingan politik sering kali menimbulkan perpecahan.

 

Banyak contoh terlihat ketika jelang pemilu, sejumlah tokoh menggunakan nama besar organisasi sebagai legitimasi untuk meraih dukungan. Simbol-simbol organisasi pun dipolitisasi demi memperkuat citra kandidat tertentu. Tindakan ini jelas melenceng dari fungsi dasar organisasi yang semestinya berfokus pada pengembangan sumber daya manusia dan kontribusi nyata kepada masyarakat.

 

Kondisi ini sangat memprihatinkan karena mencederai idealisme organisasi yang dibangun dengan susah payah. Para pendiri organisasi tentu berharap wadah tersebut menjadi tempat pengabdian, bukan sekadar batu loncatan menuju kekuasaan. Jika fenomena ini dibiarkan, maka generasi muda akan kehilangan panutan yang mampu menunjukkan arti sesungguhnya dari perjuangan kolektif tanpa embel-embel politik praktis.

 

Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dari semua pihak, baik pengurus maupun anggota organisasi, untuk menjaga marwah dan ruh organisasi. Independensi harus dijunjung tinggi agar organisasi tetap berdiri kokoh sebagai pilar sosial, budaya, dan kemasyarakatan. Hanya dengan cara itu, organisasi dapat kembali ke khitahnya sebagai wadah perjuangan yang tulus, bukan alat untuk meraih kursi kekuasaan.

Hal ini di benarkan oleh salah satu sumber yang cukup aktif di organisasi kepemudaan.

  1. ♦ gambar hanya ilustrasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *